Iya, Nggapapa...



Selamat Malam...
                Apa kabar? Semoga baik, di hari-hari yang kadang menguji kewarasan.
                Hari ini libur, rupanya aku lupa mengupload lanjutan potongan fiksi sebelumnya. Tapi tak apa, memang sepertinya aku perlu bernafas sebentar. Cukup ngos-ngos-an di hari kemarin. Lari? Sedikit, dengan peta perjalanan yang bercabang.

                Tiba-tiba aku ingin menyapa diri sendiri malam ini. Hey, rupanya lebih bisa menerima ya? Menerima kalau kadang pikirannya suka kerja berlebihan, menerima kalau kadang suka merasa tak nyaman, suka sedih atau hal lain yang kadang dihakimi untuk,’’Seharusnya begini, seharusnya begitu!’’ Seperti sebelum tulisan ini dimulai, penghakiman agar kesedihan dan kecemasan semacam itu tak muncul. Tapi sekali lagi, nggapapa. Ingat, Self healing pertama adalah penerimaan. 

                Mengenai tahap selanjutnya, kamu pasti tahu. Mindfulness dan pengalihan pada kegiatan lain adalah salah satu jawaban. Tapi ya...ga mudah. Teman saya, Yudis, pakar perpecahbelahan itu bilang, mindfulness hanya bertahan beberapa detik setelah itu pikiran melayang-layang lagi. Dan nggapapa, ingat terima kalau sedang melayang. Namanya juga belajar.

                Bahkan ini akan menemanimu dari waktu ke waktu. Pikirannya beranak, bercabang terus menerus, lalu kendalimu tiba-tiba mati. Alarm bawah sadarmu tiba-tiba berhenti. Mengingat yang kemarin, dan memikirkan besok mau kemana lagi. Semacam bimbang, tujuan hidup terkonsep, tapi ya gitu, kepulan asap masuk ke neuron. Berat nian. Tapi sekali lagi, nggapapa. Namanya juga belajar.

                Tiap hari aku akan merasa lebih baik, lalu kadang memburuk. Dan itu sekali lagi nggapapa. Aku melihat kembali sampai langkah ini banyak petualangan yang sudah dilakukan. Upaya untuk mengikuti kata hati, kata Butet Manurung, tidak akan membuatmu menyesal selama ‘tapi, tapi,tapi’ itu dihilangkan. Menjaga kesehatan mental memang gamudah, terutama jika kita belum menerima apapun kondisi kesehatannya. 

                Tidak, aku tidak akan bilang kamu kurang berjuang. Hanya saja kadang masih memburuk karena kamu belum menerimanya. Terima dulu, peluk dirimu erat. Pintu menuju tahap selanjutnya akan terbuka. Tak mudah memang, tapi bukan berarti tak bisa. Ingat, nggapapa!
Iya, nggapapa.

Komentar