Keistimewaan
Cewek di Fakultas Pertanian
Oleh:
Fitri Hamasah
Setiap
jurusan yang ada di perkuliahan selalu memberikan bentukan karakter tersendiri
bagi mahasiswa-mahasiswa yang bergelut dengan serius di dalamnya. Diantara
jurusan-jurusan yang sering menjadi pilihan, beberapa fakultas yang dianggap kece seringkali jadi rebutan hingga
mati-matian untuk bisa masuk didalamnya, misalnya saja fakultas Teknik,
Kedokteran, Ekonomi dan fakultas yang dianggap bergengsi lainnya. Namun
diantara fakultas yang banyak jumlahnya, ada salah satu fakultas keren yang
masih sering dipandang sebelah mata khususnya bagi remaja perempuan yaitu Fakultas
Pertanian. Tanpa mereka sadari, ada beberapa fakta menarik yang membuat cewek
di Fakultas Pertanian memiliki beberapa keistimewaan untuk jadi pendamping di
masa depan. Apa sajakah faktanya? Berikut ini alasannya...
1. Mereka memiliki mental yang kuat dan
tak peduli dengan omongan yang merendahkan
Seringkali kuliah di
jurusan ini dipandang kelak hanya melahirkan para petani. Buat apa kuliah
tinggi jika nanti hanya jadi petani? Namun tekad mereka yang mantab dan kuat
akan senantiasa membuat mereka bermental baja terhadap omongan-omongan tersebut
dan menjawabnya ringan dengan senyuman, “Kami memang calon petani, tapi petani
berdasi!”. Kelak ketika berumah tangga akan kuat menghadapi berbagai ujian yang
pasti menyerang rumah tangganya dengan sang suami. “Sudah biasa diremehkan,
mari kita hadapi dengan senyuman!”
2. Tak peduli panas dan hujan, alam raya
adalah kawan yang menyenangkan
Banyak cewek di dunia ini
yang mengidamkan kulit putih mulus, cantik, beli banyak kosmetik dan
menghindari sinar matahari yang terik. Namun hal ini tentu merupakan hal yang
tak terlalu dikhawatirkan pada beberapa cewek yang ada di Fakultas Pertanian.
Terjun ke sawah, menanam padi dalam kondisi penuh lumpur, mengamati tinggi tanaman
dalam panas terik, hingga menangkap hama yang sering membuat beberapa cewek
jijik melihatnya sudah biasa digambar dan diamati dengan teliti. Cewek-cewek
kuat seperti inilah yang kelak akan jadi ibu super bagi anak-anakmu nanti.
Walau panas, hujan badai, ia akan senantiasa sudi mendampingimu. Tak disibukkan
karena penampilan, ia cantik natural tanpa beli rentetan kosmetik yang mahal.
3. Sudah terbiasa memperbaiki kesalahan,
demi kata ACC atas sebuah laporan
Praktikum yang bejibun
ditambah tugas pembuatan laporan dari para asisten dosen telah mencetak mereka
sebagai jiwa-jiwa yang senantiasa memperbaiki kesalahan yang sebelumnya. Para
asisten dosen yang sangat mengerikan dan teliti dalam mengoreksi laporan mereka
membuatnya lebih berhati-hati untuk lupa menaruh tanda titik sekalipun. Mereka
akan dengan sabar merevisikannya berkali-kali hingga mendapatkan ACC. Mereka
akan senantiasa berhati-hati dalam bertindak dan berusaha memperbaiki diri
meski harus gagal berkali-kali. Pantang menyerah, meski badan mulai lelah!
4. Proses adalah hal yang mereka
agungkan, bukan sekedar hasil yang instan
Setiap melakukan suatu
pengamatan dan praktikum mereka dituntut untuk obyektif. Meski harus bermalam
di kampus untuk sekedar mengamati membukanya stomata membuat mereka lebih sabar
dalam menikmati suatu proses kehidupan. Dimana
dalam dua hari sekali harus rajin ke kebun melakukan perawatan dan penyiangan.
Semuanya itu harus mereka lalui dengan tahapan-tahapan yang tak mulus begitu saja.
Sekali saja mereka salah dalam melakukan perawatan maka tanaman yang diharapkan
tak tumbuh maksimal bahkan bisa mati mengenaskan. Dan alhasil berimbas pada
nilai praktikum. Maka mereka akan berusaha semaksimal mungkin dalam merawat
tanaman, dengan sabar dan tahapan yang benar. Ini membuktikan bahwa ia sudah
terbiasa melalui prosesnya dalam meraih sebuah kesuksesan dari hal-hal kecil
sekalipun dengan belajar dari kehidupan tanaman.
5. Mereka pandai melihat peluang dan
kesempatan untuk masa depan
Indonesia yang memang
sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian membuat kelak ketika
mereka lulus akan banyak yang membutuhkan. Dari bekerja di perusahaan
pertanian, perbankan, jadi konsultan, manajer pertanian, pengusaha, penyuluh
dan berbagai pekerjaan keren lainnya. Mereka mampu membaca peluang yang besar
disaat kebanyakan dari para remaja memilih untuk kuliah di jurusan yang sedang
mainstream dengan pekerjaan yang kelak sangat banyak saingannya. Memiliki
pasangan yang pandai akan memberi pengaruh besar bagi masa depanmu. Ia akan
senantiasa memberikanmu saran brilian dalam mengambil keputusan yang memusingkan.
Dibalik laki-laki yang sukses,selalu ada perempuan yang hebat.
6. Sudah terbiasa menganalisis
usahatani, ia juga mampu menganalisis kebutuhan rumah tangga yang memiliki
efisiensi
Belajar di Fakultas
Pertanian mencetak mereka untuk mampu menjadi lulusan yang memiliki kepedulian
sosial yang tinggi khususnya dalam membantu petani. Salah satu permasalahan
yang masih dihadapi oleh para petani di Indonesia adalah masih sedikitnya para
petani yang sudah mampu menganalisis usahataninya sendiri. Sehingga lulusan
pertanian juga diharuskan mampu menganalisis suatu usaha tani dimana untuk
mencapai keuntungan yang maksimal penggunaan inputnya juga harus efisien. Tidak
berlebihan ataupun kekurangan. Dari sini mereka mulai berpengalaman bagaimana
belajar menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan. Sebuah bahtera rumah
tangga membutuhkan istri-istri yang pandai dalam menganalisis seperti ini.
Bukan hanya pandai membelanjakan tapi juga hemat dalam memilih kebutuhan.
7. Semakin menyehatkan dan sayang akan lingkungan
Bekal berkebun yang
didapat semasa kuliah membuat tangan mereka gatal untuk selalu bergelut dengan
yang namanya bertanam. Lulus kuliah tak membuat mereka enggan untuk bersahabat
dengan yang namanya tumbuhan. Jangan heran jika rumah mereka senantiasa
ditumbuhi oleh beraneka macam tanaman. Selain menambah kesejukan, keindahan dan
mengoptimalkan pasokan oksigen bagi penghuninya, penanaman tanaman khususnya
hortikultura baik itu buah dan sayuran mampu menghemat pengeluaran untuk ke
pasar membeli aneka sayuran dan buah-buahan. Mereka dituntut untuk lebih pandai
mengolah masakan berbahan sayuran milik sendiri yang kesehatannya lebih
terjamin dari pada produk pasar yang belum jelas dari mana asalnya. Cinta
lingkungan dan yang pasti menyehatkan!
8. Kemampuan sosial yang tinggi, karena
terbiasa berhubungan dengan petani
Praktikum semasa kuliah
mengharuskan mereka untuk langsung terjun ke lapang, melakukan observasi dan
wawancara langsung dengan petani. Karena hal ini sudah terlalu sering dan
selalu ada pada praktikum tiap semesternya mereka akhirnya lebih terbiasa untuk
bersosialisasi dengan masyarakat. Masa di awal-awal pernikahan biasanya
beberapa perempuan masih menemui kesulitan untuk beradaptasi dengan keluarga
suami maupun kerabat baru di sekitarnya. Ketika seseorang sudah terbiasa untuk
berkomunikasi baik dan luwes bergaul dengan siapa saja tentu hal ini lebih
memudahkannya untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
Bagaimana dengan
penjelasan diatas? Buat kamu para cewek yang saat ini kuliah di pertanian
jangan berkecil hati. Karena kalian adalah calon istri yang kelak banyak
diimpikan mampu menjadi pendamping terbaik oleh kaum lelaki dan negeri ini.
Salam Semangat buat calon petani berdasi!
Sy mahasiswi pertanian min :)
BalasHapusUniversitas Tomakaka Majene Sulbar
BalasHapusOmoooo postttx bagussss bangettttttt... 😄😆. Trueeee dehh isi postx. Fakta bangetttt. Acc. 😁.
BalasHapusSaya fakultas pertanian jugaaa 🙆🙋
its real!!. dan saya bangga menjadi bagian dari mahasiswa pertanian. Benar kata anda semua itu dilakukan agar dapat mencetak generasi muda yang memiliki mental baja dan sikap yang baik.
BalasHapusSaya juga anak pertanian ,saya dari smkn 63 jakarta, satu satu nya sekolah pertanian di jakarta
BalasHapusSy mahasiswa pertanian
BalasHapus