Pandangan
mataku menyebar ke seluruh ruangan. Aku menemukan benda berputar di dekat meja
guru. Aku ingin lari ke sana. Aku berdiri, Bu Mita menahan. Aku teriak. Bu Mita
menyuruhku diam. Aku terus berontak. Bu Mita menanyakan sesuatu. Aku tak paham,
aku hanya ingin ke benda itu. Aku mengamuk dan melempar buku-bukuku.
Bu Mita
melotot. Memintaku mengambilnya. Setelah ada kesempatan untuk berlari aku
segera menuju benda berputar itu. Bu Mita mengejarku. Namun langkahnya terhenti
saat Bu Yatih mendekatiku.
‘’Namanya
Ki....pas....a...ngin....Ki....passs....’’ ucap Bu Yatih dengan jelas sembari
memegang kepalaku. Aku menangkap suaranya. Tapi tak begitu tergerak mengikutinya.
Aku terlalu terpana dengan benda ini. Lama sekali, aku semakin dekat. Merasakan
hembusan anginnya. Memperhatikan putaran baling-balingnya. Lalu pelan-pelan
bersuara sendiri, ‘’ki.....pas....’’.
Lama
mengamatiku, Bu Mita segera menghampiri. Menggeret tanganku. Aku tak mau.
Kembali membatu dan dia melotot. ‘’Uyi be-la-jar....’’, katanya lagi dengan
suara yang lebih tinggi. Aku menangis lagi. Kami tarik menarik. Semua melihat
pada kami. Lalu tiba-tiba ada suara kencang.
‘’Thetheeet...’’
diikuti sebuah kalimat yang tak kumengerti. Aku berlari keluar mencari suara
itu. Aku terpana. Tapi tak tahu jawabannya. Apakah ada peniup terompet di
sekolah ini?
Komentar
Posting Komentar