#5 Ada Dua Ibu Guru


               




              Sebuah pintu hijau dengan tempelan origami menghiasinya. Aku masuk dengan bergandengan tangan bersama Bu Mita. Anak-anaknya banyak sekali. Semuanya perempuan. Mereka duduk dan mengalihkan pandangan matanya ke arahku. Di depan, orang yang akan kami tuju ada ibu guru lagi. Tampaknya lebih tua dari Bu Mita, hanya saja sedikit lebih kurus. Eh, bukan sedikit, tapi banyak.
                Dia tersenyum menyambutku. Aku diminta Bu Mita untuk mencium tangannya. Sembari salim, saat akan aku lepas, dia masih mencengkeramnya, ‘’Assala...?’’ Aku bingung. Kulepas tangannya tiba-tiba. Dia diam sambil memandang Bu Mita. Bu Mita tampak menjelaskan sesuatu padanya. Aku tak paham. Lalu Bu Mita memegang kepalaku lagi.
                ‘’Ini Bu Ra....tih..... Bu...Raa...tih...’’ katanya dengan nada tinggi.
                ‘’Bu...Yatih...’’ kataku susah payah. Bu Yatih tersenyum.
                Aku diajak duduk di deretan kursi paling belakang. Ada bangku kosong di sana. Siapa teman sebangkuku nanti? Aku diminta duduk. Rupanya Bu Mita duduk di bangku yang sama denganku. Mengapa aku duduk dengan guru? Mengapa yang lain tidak? Lalu siapa sebenarnya ibu guruku? 

Komentar