Qisya dan Harapan Lain yang Menyertainya



Malam ini tidurmu tak begitu nyenyak. Kakimu agak gatal. "Susah tidur aku Te...." katamu lagi sambil minta kaki dipukpuk. Memelukku perlahan, balik badan dan tengkurap sebentar. Demikian berkali-kali sampai akhirnya tertidur.

Beberapa menit sebelumnya aku memegangi kuku tanganmu yang panjang dan penuh dengan kotoran. "Potongin kukunya Te.." ucapmu yang tadi mengajak tidur lebih awal. Aku bergegas mengambilkan pemotong kuku. Lalu kupotong sedikit-sedikit takut ada yang tak sengaja terluka. Sembari menyeka air mata, mengingat ibumu besok pagi akan terbang menjadi seorang TKW.

Hari-hari ini ayahmu menitipkanmu. Dia akan mengantar keberangkatan istrinya. Kamu lebih manja dari biasanya. Yang menurutku masih wajar di usiamu yang baru genap 5 tahun. Selalu ingin disuapi, dimandikan dan dipeluk saat tidur. Lalu bercerita apa pun, tentang teman-teman sekolah dan mengajinya, tentang kartun di televisi, tentang kemenanganmu di lomba mewarnai dan hal-hal lainnya.

Tante minta maaf, tidak bisa menemanimu seperti ini setiap hari. Tapi tante percaya, Qisya selalu bisa melewati hari-hari dengan bahagia bersama ayah. Ibumu tentu bahagia memiliki anak sekuat kamu. Jarang menangis, sudah pintar menyanyi dan bisa makan sendiri. Dapat membuat teh sendiri meskipun dengan air dingin dan gula yang kocar-kacir. Dapat ke sekolah sendiri tanpa minta ditungguin lagi.

Maaf tante yang cengeng ya Sya. Mendengar ceritamu tentang makna tempat tinggal di mana ada ayah, ibu, dan anggota keluarga yang lain membuat mataku selalu basah. Mendengar ceritamu yang ingat jika pernah disuapin ibu, mata tante sudah sembab dan melihat kuku tangan dan kakimu yang panjang sepanjang kuku ayam membuat tante sesenggukan. Terlebih jika kamu tertidur, bercerita jika terkadang tidur sendirian saat ayah bekerja. Bantal tante basah di balik rambutmu, memandangimu dan tak henti berpikir jika kamu hanya salah satu dari anak-anak lain yang ditinggal ibunya bekerja di luar negeri.

Ya, kamu bukan satu-satunya. Tante tidak akan menakutimu dengan cerita mereka yang memilih putus sekolah atau kenakalan lain yang mungkin belum kamu mengerti saat ini. Tante tidak akan mengatakan bahwa laki-laki tak pandai merawat anaknya dibanding perempuan. Tante hanya ingin kamu kuat seperti Elsa, tokoh kartun yang kamu idolakan.

Elsa hidup di istana es yang sunyi setelah pergi dari rakyat yang mengutuk kelebihannya. Tapi dia tetap punya teman, ada monster kutub yang selalu menjaganya, ada olaf yang lucu, ada banyak es batu yang bisa dibuat es campur setiap hari dan permadani cantik yang bisa dibuat mainan setiap hari.

Di manapun tempatnya, kamu bisa tetap bahagia. Dalam bentuk film kartun, pasir dan air, permen yang manis dan setiap perjalanan baru yang telah disiapkan ayah untukmu.

Jika esok kamu tiba-tiba merasa kesepian, keluarlah. Ajak bermain siapa saja di sana. Menangislah jika ingin, tapi jangan sering-sering. Ceritakan apa pun pada orang di sekitarmu tentang hatimu. Dan berbahagialah. Tante masih punya hutang membuatkan sebuah buku dongeng untukmu.hehe.

Mungkin kamu akan menemukan tulisan ini saat dewasa tiba. Tante berharap, kamu tetap ceria dan bersemangat mengejar impian-impianmu.

Mari kita doakan, semoga ibumu, kakak perempuan tante, bisa lancar dalam perjalanan dan apa-apa yang diusahakannya.

Komentar