Selamat
ulang tahun Zar, kita sudah sama-sama 22 tahun sekarang. Bagaimana dengan
kejutan kita tadi? Semoga bisa mengobati kejenuhanmu akhir-akhir ini.
Dunia
keras ya Zar? Sekeras pendirianmu saat berdebat denganku tiap rapat redaksi ,
HAHA. Kamu yang keras tapi masih bisa menangis saat masalah mengguyur secara
romantis. Kamu yang keras tapi masih bersabar menghadapi murid-muridmu yang
katamu sempat merampas stok senyummu itu. Kamu yang keras tapi masih bisa luluh
dengan drama korea yang kadang membuatku merasa jadi alien saat kalian
berdialog tentang itu. Ya ... yang keras hanya kepalamu, bukan hatimu.
Sekalipun
seusia, kau tetap kuanggap adikku. Kamu pasti tahu, sulit bagiku bisa dekat
dengan beberapa orang. Kamu keras, dan aku juga tak kalah kerasnya. Kamu cuek
dan aku terkadang bisa jauh lebih cuek. Tapi meja redaksi telah menyatukan
kekerasan kepala kita. membenturkannya berkali-kali sampai bentuknya menyatu
dengan rapi.
Tidak
mudah mengepalai meja redaksi ‘Tegalboto’ yang panas itu. Menghadapi
orang-orangnya yang super sedikit dan beberapa media yang harus dijaga
hieginitasnya menuntut kita harus bekerja lebih ekstra. Bertarung dengan
absurditas yang memaki kita setiap hari. Yang pasti kamu tahu, bagaimana maksudku
tentang panasnya meja itu. Tidak cukup bila kutuliskan disini.
Tapi
aku bersyukur dipertemukan denganmu di meja itu. Saat nasib mengutukku menjadi
Pimred kamu tepilih jadi Redaktur pelaksana yang menemaniku memegang kendali
redaksi. Beberapa kali kita liputan bareng, dari yang hanya sekedar liputan
BAMBU GILA di Alun-alun Jember, sampai liputan KAMPUNG IDIOT di Ponorogo. Kita
sudah melaluinya bersama-sama.
Jika
dalam beberapa gaya penulisan, kita itu
bagaikan Straightnews dan sastra yang menyatu menjadi tulisan Features. Straightnews itu lugas, kaku dan to
the point, sastra kadang bertele-tele dan menggunakan alur cerita berbeda-beda.
Lalu lahirlah tulisan features, lebih enak dibaca dan tampil sebagai berita
yang bercerita. Saat sesuatu yang kaku dan melo bertemu, akan ada sesuatu yang
menarik disana. Seolah yang kaku berkata,’’Hey, jangan kejauhan, batas
finishnya disitu!’’. Lalu di lain waktu si melo megingatkan si kaku, ‘’Gayamu
membosankan, ayo coba kita belajar dengan cara menyampaikan yang
menyenangkan!’’
Tapi
di luar itu semua, kita sama-sama sering merasa menjadi alien di antara
orang-orang saat ini yang sudah pandai mengekuti zaman dengan segala
perubahannya. Kita selalu stuck di satu tempat yang bisa jadi mulai
ditinggalkan orang. Kita juga tak begitu menyukai apa-apa yang sedang jadi
trend kaum muda saat ini. sungguh kita ini kaum liyan yang tak bisa berbaur
dengan orang-orang yang responsif dengan perkembangan zaman. Tapi kita sudah
terbiasa, dan tak begitu merasa pusing dengan kondisi itu. Satu hal yang kita
tahu, bahwa ketika kita memilih sesuatu tak bisa dengan mudah berpaling pada
hal lain yang nampaknya lebih menarik dari pilihan sebelumnya. Mungkin ini
salah satu penyebab TB jarang peminatnya ya, karena kita kaku dan masih nampak
seperti kaum purba di zaman dulu L
.
Maafkan
aku yang tak bisa romantis padamu. Tak pandai berkata-kata manis dan memelukmu
saat kamu menangis. Aku hanya bisa mendengarkan dan sesekali mencoba
menguatkanmu. Dengan caraku yang terkadang kaku. Tapi dibalik itu semua, kamu
adalah salah satu adik yang kusayangi. Hehe.
Kita
sedang berenang di arus yang deras Zar, dan berusaha mencari alur kita sendiri
pelan-pelan sambil mengikuti kemana aliran akan bermuara. Tapi kita tidak
terbawa, hanya sesekali nakal bercanda dengan rumput laut yang asyik
menyanyikan lagu-lagu merdu. Lalu kita ajarkan nyanyian-nyanyian itu pada
kepiting kecil yang kelaparan dan haus akan kasih sayang. Sampai akhirnya mereka
kekenyangan dan membagikannya pada yang lain.
Semoga
majalah kita lekas terbit dan tongkat estafet majalah selanjutnya ada di
tanganmu. Kamu harus kuat dan tetap semangat. Kalau lelah istirahat tapi jangan
berpikir untuk mundur dan menyerah karena TB bisa sekarat. Oh ya, semoga Salon
Buku kita bisa segera dibuka dan memberikan pelajaran menarik setelah ini.
Bantu aku dan sekli kelola kelas literasi, dan tetaplah jadi ibu guru yang baik
hati.
Perjalanan
di karpet merah masih separuh lagi... Tetap semangat belajar menulis. Kalau
kata Pram,’’Tulislah apa saja suatu saat pasti berguna!’’. Mulai membuat blog
dan menggunakannya untuk membalas tulisanku bisa jadi salah satu alternatif
untuk memulai.hihi
Banyak-banyak
tersenyum, dan semoga kita bisa jadi orang yang lebih peka ke depan.
Sangat menyentuh hati.. Uwuwuwu 😁
BalasHapus