Novel Vegetarian dan Kegilaan di Meja Makan

sumber pict.: animepo.com


‘’Dulu aku tidak tahu. Kupikir pohon-pohon berdiri tegak. Sekarang aku baru tahu mereka bisa berdiri dengan tangan di tanah. Lihat, lihat itu. Kaget, tidak?” Young Hye berdiri sambil menunjuk ke jendela. ‘’Semuanya berdiri dengan tangan mereka.’’
            Young Hye yang sudah berubah hidupnya sejak dihantui mimpi-mimpi aneh dan memutuskan menjadi seorang vegetarian. Ia harus bercerai dengan suaminya, berseteru dengan ayahnya. Dan kakaknya harus bercerai akibat film porno yang dibuatnya dengan suami kakaknya. Dia harus masuk rumah sakit jiwa, dan menghabiskan hari-hari menyeramkan tanpa makan.
            Han Kang dalam novel Vegetarian ini begitu kuat menuliskan karakter Young Hye. Sekalipun tak banyak dikisahkan berbagai hal yang berhubungan dengan vegetarian, namun novel ini mencoba mengungkap betapa perubahan sekecil apapun secara tiba-tiba akan mengubah semuanya, termasuk hidup orang di sekitar kita. Namun bagi saya ada pesan tersirat yang kuat disana. Bahwa pola makan begitu berpengaruh kuat pada hidup seseorang. Bukan sekadar tentang kesehatan, tapi juga pengaruh pada orang-orang di sekitarnya.
            Saat ini dari kegiatan makan, sudah bisa menggambarkan gaya hidup seseorang. Berbagai industri semakin berlomba-lomba mengolah aneka bahan pangan agar bertransformasi menjadi hidangan siap saji yang menggugah selera. Aneka masakan rumahan juga tak mau kalah. Bumbu-bumbu penyedap instan sudah tak bisa lepas dari dapur. Ditambah lagi karena kesibukan yang kian menjadi, makanan-makanan instan lebih dipilih untuk memenuhi perut yang minta diisi. Penikmat sayur sudah semakin jarang. Aneka daging menjadi primadona sekarang. Dalam sepiring makan siang, tak heran jika sayur hanya menduduki porsi seperlima dari jenis makanan lainnya, seperti nasi , daging atau lauk lainnya.
            Beberapa hari lalu saya menemukan sebuah akun instagram yang menayangkan orang-orang menyantap hidangan dalam porsi begitu besar. Jarang ada sayur di postingannya. Sebagian besar makanan dalam bentuk mie instan. Saya berpikir orang-orang ini begitu gila sepertinya. Bagaimana perut perut mereka yang terbatas dipaksa mencerna makanan sebegitu banyaknya. Satu mangkuk mie saja bagi saya sudah membuat enggan makan lagi setelahnya. Makan sekarang sudah semakin mengalami pergeseran makna.
            Di bulan puasa saat ini misalnya, kita juga akan sering menjumpai orang-orang yang tiba-tiba menambah porsi makannya sebagai balasan setelah seharian tak makan. Dari kolak manis, sepiring makanan aneka lauk hingga takjil khusus yang menggoda. Kemudian kekenyangan melanda. Pengeluaran juga semakin meningkat. Karena menu juga semakin bervariasi. Bukannya semakin sehat, lemak dan gula darah semakin meningkat. Ah, saya baru menyadari betapa makan bisa berpengaruh besar dalam hidup seseorang.
            Hingga para ahli pangan mulai mempromosikan pola makan sehat dengan sayur dan buah sebagai menu utama. Namun masyarakat masih belum bisa menerima karena sajian menggoda masih ada dimana-mana. Sulit menyadarkan masyarakat karena mengubah kebiasaan tak semudah yang kita bayangkan. Bukan hanya pola pikir, tapi lingkungan juga perlu memberikan dukungan. Para ahli ini masih saja berdebat bahwa caranya adalah yang paling tepat jika dibandingkan cara lainnya. Kamipun semakin bingung. Bagaimana bisa? Karena ini adalah hal yang biasa dilakukan setiap hari. Berulang-ulang sampai nanti kita tak bernyawa lagi. Organ-organnya bekerja tanpa henti. Mencerna segala hal yang masuk ke kerongkongan sampai diproses oleh penggilingnya di perut. Ada yang dikeluarkan, ada yang disimpan guna memberi kekuatan bagi organ penting lain dalam tubuh.
            Kembali di meja makan, terkadang kita lupa bahwa tak semua orang bisa merasakan lengkapnya hidangan di meja makan mereka. Bahkan mereka ada yang tak punya meja makan. Sehari-hari harus mengorek-ngorek di tempat sampah untuk mendapat makanan sisa yang bisa di makan. Atau orang-orang yang harus nunggu berhari-hari setelah mendapat uang baru bisa makan. Tidak kok, jangan samakan manusia seperti ayam yang bila disebar pasti bisa cari makan! Ada sebagian dari manusia yang belum puas meski sudah mendapat jatahnya. Menambah terus menerus jatahnya sampai ada yang tidak kebagian. Ya...di negara ini, perkara makan bukan hanya sekedar pola makan.

            Young Hye dalam novel Vegetarian memang sudah berubah hingga masuk rumah sakit jiwa karena memilih menjadi vegetarian. Tapi sebagian dari kita juga sudah berubah menjadi gila saat berada di meja makan. Kadang sampai lupa diri. Setiap hari meja makan menyaksikan orang-orang dengan segala karakter yang berbeda. Kadang sekedar nasi hangat, sayur dan tempe dengan sambal terasinya. Kadang juga sajian ayam crispy dengan porsi besar sampai penyantapnya kekenyangan. Suatu hari meja makan juga ingin mengetahui rasanya makan, tapi kehilangan nafsunya saat melihat orang-orang makan berlebihan dan menjadi gila saat menyantap hidangan di atas tubuhnya.  

Komentar