Lelaki Sederhana yang Tak Banyak Bicara



                20 Mei datang lagi. Di pagi yang begitu sepi. Di saat orang-orang mulai krisis berbicara tentang toleransi. Di saat orang-orang merayakan kebangkitan nasional, meski terkadang dengan mengumandangkan janji yang tak layak diobral. Melebihi itu, ada alasan lain yang membuatku berbahagia di hari ini.
                Sudah 53 tahun ya Pak? Masih dengan senyum yang sama dengan kesabaran yang tiada duanya. Engkau mengingatkanku pada sosok ayah pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Lebih banyak diam, tapi cintanya tak bisa diragukan. Pendengar yang baik, dan pemberi solusi yang bijak.
                Mengingatmu selalu membuat aku membayangkan kopi hitam dan sarung bermotif kotak-kotak yang sederhana. Dengan sedikit gula, yang banyak bubuknya. Mungkin hidup memang sepahit kopimu. Tapi aromanya selalu menumbuhkan kerinduan yang nyata. Hari akan hambar tanpa kopi. Dan aku percaya, bahwa dalam hidup ini kopi bisa jadi simbol betapa pahit dan manis bisa menyatu. Hitam dan putih bisa berkolaborasi. Tanpa banyak basa-basi, dan selalu dinanti-nanti.
                Pak, maaf jika masih banyak hal yang belum bisa kuberikan untuk memicu senyummu. Rambutmu semakin memutih, dan pandanganmu sudah mulai tak jernih. Tapi harapanmu demi masadepan anakmu masih berkobar tanpa pamrih. Sungguh, di usiamu yang sudah setengah abad lebih, aku senang karena masih bisa berkesempatan menjadi anakmu. Meski terkadang mengecewakan, dan belum bisa mewujudkan impian yang kau panjatkan.
                Tapi hidup akan terus berjalan kan Pak? Anak bungsumu ini juga semakin tumbuh dewasa. Sekalipun terkadang masih manja, tapi percayalah, ia masih belajar untuk terus menempa dirinya. Dia tetap bandel, sama seperti belasan tahun yang lalu. Tapi sudah tak secengeng dahulu. Kalaupun air matanya menetes, bisa jadi itu karena rindu. Bukan marah karena tak dibelikan pensil warna seperti waktu kecil dulu.
                Pak, semoga engkau sehat selalu. Istirahat yang cukup dan banyak-banyaklah bercerita jika pikiranmu terkadang sedang terasa sesak. Anak-anakmu menyayangimu dan ibu mungkinsekarang begitu  merindukanmu. Maaf belum bisa pulang ya Pak!

                Selamat Ulang Tahun!!!

Komentar