Selamat Pagi
Pak.
Ini
adalah jumat yang istimewa. Semua orang pada teriak bangkit meski beberapa
sedang sakit. Aku tak ingin berteriak Pak. Aku hanya ingin berbisik saja
melalui beberapa sajak. Menulis surat bahagia di hari kelahiranmu menjadi
pilihanku. Semoga engkau berkenan membacanya sebentar saja. Bukankah kita sudah
terlalu sering bangkit saat ditendang keadaan, Pak?
52
tahun yang lalu kau hadir di dunia. Hingga takdir mempertemukanmu dengan ibuku.
Sederhana saja tanpa kemewahan di dalamnya. Tapi aku selalu menemukan kekayaan
dalam hatimu. Kau selalu mempunyai harapan, sekalipun dunia mencoba mematahkan.
Terkadang
hidup memang pahit Pak. Kopimu selalu berbicara tentang itu. Atau mungkin
memang lelaki kebanyakan menyukai kopi pahit semasa hidupnya. Mungkin untuk
menghemat gula, atau memang hanya perkara selera. Ah, aku memang tak begitu
paham perihal laki-laki. Dan Bapaklah yang menggambarkan bentuknya bagiku
selama ini.
Maafkan
anakmu yang belum sepenuhnya dewasa Pak. Kau pasti tahu, betapa sulitnya
menjadi perempuan merdeka di negeri ini. Dunia makin menyeramkan saja bagi kaum
kami Pak. Pemerkosaan dimana-mana, dan kami masih saja disalahkan karena tak
maksimal menjaga diri. Doakan anakmu ya Pak! Aku masih berusaha mematuhi
pesanmu untuk berhati-hati bergaul dengan yang namanya lelaki. Tapi aku selalu
percaya Pak. Masih ada lelaki sepertimu di luar sana, hanya saja jumlahnya
memang tak seberapa. Semoga nanti Tuhan menganugerahkannya satu untuk
mendampingi anakmu ini (nanti Pak, nanti.. :D ).
Pak,
maafkan jika tak ada kue atau acara tiup lilin hari ini. keberuntungan telah
kita harapkan kedatangannya saban hari. Sekalipun pahit harus kita rasakan
berkali-kali. Namun justru itulah yang membuat orang-orang kecil seperti kita
semakin kuat dalam menjalani kehidupan. Kita harus bersaing lebih ekstra dengan
tekad dan mimpi sebagai modalnya.
Pak,
dalam diammu aku selalu menemukan cinta yang luar biasa. Bahwa cinta bukan
hanya perkara rayuan manis dan bunga-bunga. Dedikasimu untuk keluarga adalah
wujud kasih yang sebenar-benarnya. Senyummu selalu menyimpan banyak
kebahagiaan. Dulu sekali, aku menemukan senyum itu setiap pengambilan rapot di
sekolahku. Lain hari aku menemukannya lagi saat tahu bahwa anaknya mendapatkan
beasiswa. Kau tahu Pak, sulit sekali bahagia melihat senyum selain milikmu dan
ibu?
Hidup terus berjalan Pak dan aku masih asik
saja bermain-main dengan mimpi-mimpiku. Masih ada beberapa buku yang ingin
kutuliskan. Aku menerbitkannya satu, tanpa kehadiranmu dan ibu saat acara
peluncurannya beberapa waktu yang lalu. Tapi namamu abadi di halaman pengantar
Pak, sulit sekali untuk tak menyertakan namamu di setiap langkah hidupku.
Masih
ada beberapa mimpi yang ingin kuwujudkan Pak. Terimakasih telah membebaskan
pilihan-pilihan dalam hidupku. Jadi apapun nanti, semoga bisa mengukir senyum
dan kebahagiaan di hati. Bukan gaji besarnya, tapi manfaatnya demi sesama. Sudah
semester tua, semoga anakmu tak lulus dengan waktu yang sia-sia. Masih banyak
yang ingin dibagi, masih banyak tanggungan menanti.
Selamat
melanjutkan kehidupan Pak.
Sehat selalu,
makan yang teratur, dan istirahat yang cukup jika kelelahan.
Dariku, anak perempuan yg masih sering
merindukanmu
dan seperti biasa tulisannya selalu bersajak 😂😂
BalasHapusHahaha oyi bang kok tanggal komentmu ngunu ya bang?
BalasHapus