puisi: liburan di mata mahasiswa faperta

Liburan Dimata Mahasiswa Pertanian

Oleh: Fitri Hamasah

Ada yang menyiksa tiap pagi menyapa

Jadwal kegiatan yang memenuhi catatan

Hidangan dari dosen yang tiada habisnya

Ditambah ramuan praktikum yang memabukkan

Mereka bilang: Ini tuntutan profesi kawan,

Jadi mahasiswa memang tak semudah yang dibayangkan

Apalagi jika dibandingkan dengan mahasiswa FTV yang ditayangkan

Kuliah-masuk-pulang-makan, lalu dibumbui dengan adegan pacaran

Tugas? Entahlah, sepertinya sang penulis skenario lupa menyisipkan

Selama satu minggu jarang kami merasakan liburan

Jika tak ada praktikum, ya habislah untuk membuat tugas pendahuluan

Atau jika tidak kami harus melakukan pengamatan

PDKT dengan hama, gulma, dan penyakit tanaman

Ditambah lagi dengan aneka kurva, mirip seperti perbukitan

Tipus, magh, sering datang karena telat makan

Maka ketika akhir semester, kami semakin sibuk

Hadapi responsi meski mata mengantuk

Kejar ACC meski tenggorokan sedang batuk-batuk

Tapi ada kebahagiaan yang membayang

Bahwa sebentar lagi liburan akan datang

Satu bulan waktu yang langka kita dapat

Kasih keluarga yang begitu hangat

Suara air hujan di kampung halaman yang lama dirindu

Makanan ibu yang tak dijual di warung dekat kos dulu

Saatnya tak bimbang memikirkan laporanmu

Apakah sudah direvisi? Kapan di-ACC?

Lupakan, ini saatnya liburan Kawan!

Hingga tak terasa liburnya habis, hati mulai meringis

Ekonomi selalu mengajarkan pada kami

Bahwa akan ada suatu titik, dimana hasil itu ada puncak maksimalnya

Lalu akan turun-naik-turun, demikian seturusnya

Sama seperti semangat kami

Inputnya harus optimal, agar output juga maksimal

Terkadang kami lelah dengan rutinitas semacam ini

Namun angan tentang masa depan membuat kami bertahan

Setidaknya gelar ‘’SP’’ kita bukan sekedar gelar tak berarti

Bahwa dulunya kita berjuang, jadi cerita anak cucu nanti