Oleh : Fitri Hamasah
Aku mau lari, tapi tak
tahu lari kemana
Aku mau pergi, tapi
tak tahu pergi kemana
Aku mau kabur, tapi
aku takut kecebur
Aku mau pindah, tapi
takut nantinya buat susah
Aku mau sembunyi, tapi
takut nyesek di hati
Aku mau cerita, tapi
takut terbongkar rahasia
Aku mau sendiri, tapi
aku masih butuh mereka
Aku mau nulis, ya....
aku mau nulis meringis sambil nangis
Aku mau nulis,
ya....aku mau cerita pada dia yang diam tapi romantis
Aku mau nulis,
ya...aku mau menuangkan emosiku pada karya yang tak habis-habis
Aku mau nulis, ya...
itu saja obatnya
Karena dengannya aku
bisa lari, pergi, pindah, sembunyi, cerita, menyendiri
Ke alam manapun yang
aku mau
Dari kehidupan yang
terkadang tak mau tahu
Biografi
Singkat Rudolf Carnap
Rudolf Carnap adalah seorang filsuf kebangsaan Jerman,
namun kemudian berkebangsaan Amerika serikat. Dia adalah salah seorang filsuf
besar dari abad ke duapuluh. Filsafatnya menganut Positivisme logis.
Carnap lahir pada tahun 1891 di barat laut jerman. Sebagai
pemuda dia suka melihat ibunya menulis biografi mengenai ayahnya-kakek Carnap.
Seakan ibunya itu melakukan aktivitas magis menaruh pikiran ke dalam kertas.
Setelah ayahnya meninggal pada 1898 dia dan keluarganya pindah ke Barmen Carnap
sekolah di gymnasium.
Setelah lulus dari Universitas Jena dia mengajar di
Universitas Wina. Dia menjadi pemimpin Lingkaran Wina yang menganut Positivisme
logis. Ketika Nazi berkuasa dia terpaksa kabur ke Amerika serikat. Setelahnya
dia berganti kewarganegaraan Amerika Serikat. Dia mengajar di beberapa tempat
seperti Universitas Chicago, Institut Advanced Studies di Princeton dan
Universitas California
Pemikiran Filsafat Rudolf Carnap
Menurut Carmap sebuah kenyataan harus berdasarkan
verifikasi dan konfirmasi. Prinsip verifikasi ini menyatakan bahwa suatu
pernyataan adalah bermakna jika ia dapat diuji dengan pengalaman dan dapat
disahkan dengan pengamatan (observation). Hasil dari prinsip ini, falsafah
tradisional haruslah ditolak, kerana ungkapan-ungkapannya melampaui pengalaman,
termasuk dalam teologi dan metafisik pada umumnya.
Menurut Carnap, ilmu (science) adalah sebuah sistem
pernyataan yang berasaskan pada pengalaman secara langsung, dan disahkan
melalui penyelidikan (eksperimen). Pengesahan dalam ilmu bukanlah pernyataan
tunggal, tetapi termasuk sistem dan subsistem pernyataan tersebut. Pengesahan
didasarkan atas “pernyataan protokol” (protocol statements). Istilah dipahami
sebagai pernyataan yang termasuk protokol dasar atau catatan secara langsung
dari suatu pengalaman yang dilalui secara langsung pula.
Carnap menggunakan logika terapan atau teori
pengetahuan melalui cara-cara analisis logikal untuk menjelaskan kognitif
pernyataan-pernyataan ilmiah dan makna dari istilah-istilah yang dipakai dalam
pernyataan tersebut sehingga didapati hasil positif dan negatif. Atau dengan
kata lain serangkaian kata-kata adalah tanpa makna jika ia bukan merupakan
sebuah pernyataan di dalam bahasa yang spesifik.
Menurut Carnap, suatu pernyataan disebut sebuah
pseudo-statements(pernyataan semu) apabila ia melanggar aturan-aturan logika
syntax dari pembuktian empirik. Suatu pernyataan metafisik harus ditolak atas
dasar logika formal, kerana ia melanggar aturan-aturan logical syntax, bukan
karena subjek utamanya adalah metafisik. Pernyataan metafisik harus ditolak
karena ia metafisik, bertentangan dengan kriteria empirik. Penolakan terhadap
metafisik oleh Carnap lebih ditujukan pada persoalan verifikasi, yaitu bahwa
pernyataan metafisika tidak dapat menghindarkan diri dari pernyataan yang non-verifiable
(tak dapat diverifikasi).
Menurut Carnap, pernyataan-pernyataan metafisik
menggunakan bahasa ekspresi (perasaan), sehingga tidak dapat disahkan dan tidak
dapat diuji dengan pengalaman. Carnap memang membenarkan dua fungsi bahasa,
iaitu fungsi ekspresif dan fungsi kognitif atau representatif. Dalam fungsi
ekspresif (perasaan), bahasa merupakan ungkapan atau pernyataan mengenai
perasaan, sebagai ucapan keadaan hati, jiwa dan memiliki kecenderungan baik
kepada tetap ataupun sementara untuk bereaksi.
abis nemuin yang versi ringkas check it out
Paradigma Logika Rudolf Carnap
1. Verifikasi dan Konfirmasi Prinsip pokok dari positivisme logis adalah prinsip verifikasi yaitu suatu proposisi ( pernyataan ) adalah bermakna apabila ia dapat rugi dengan pengamatan ( observasi ). Menurut Carnap, ilmu ( science ) adalah sebuah sistem pernyataan yang didasarkan pada pengalaman dan dikontrol oleh verivikasi eksperimental. Berkaitan denagn verifikasi ini, Carnap membedakan 2 tipe hukum dalam ilmu alam yaitu, hukum-hukum empiris dan hukum – hukum teoritis. - Hukum Empiris adalah hukum – hukum yang dapat dikonfirmasikan langsung dengan observasi-observasi empiris. - Hukum toritis disebut pula sebagai hukum – hukm abstrak atau hipotesis. Hukum – hukum empiris dijabarkan dari teori yang diketahui dan dikonfirmasi. Apabila hukum empiris dikonfirmasi, maka ia memberikan konfirmasi tidak langsung terhadap hukum teori. Setiap konfirmasi suatu hukum, baik empiris ataupun teoritis tak pernah lengkap dan absolut. Pengkonfirmasian baik dari hukum empiris maupun teoritis, pada gilirannya akan membawa kepada klasifikasi pada tingkatan konfirmasi itu sendiri, apakah memiliki makna atua tidak. Klasifikasi menurut Carnap, dibagi 3 bagian :
1. Klasifikasi sebagai definisi konsep tingkat konfirmasi ( degree of confirniation).
2. Kalsifikasi dari konstruksi seluruh sistem logika induksi.
3. kalsifikasi konsep probalitas. Menurut Carnap hukum empiris dan hukum teoritis akan sampai pada “ kesatuan hukum “ ilmu yaitu “ konstruksi sitem homogen untuk keseluruhan “ ilmu. Sedangkan yang dimaksud ‘ keseluruhan bahasa “ dalam ilmu ( alam ) yaitu suatu reduksi umum yang menjadi dasar bagi istilah – istilah dari cabang ilmu dan homogen dalam pengertian bahasa benda fisika.
2. Eliminasi Metafisika Dalam pandangan positivisme logis metafisika adalah tidak bermakna karena ia menyajikan proposisi ( statement ) yang disebut Carnap “ pseudostatements “ yaitu apabila melanggar aturan –aturan sintaksis logika dari pembuktian empiris. Penolakan Carnap terhadap metafisika karena metafisika tidak dapat menghindarkan diri dari pernyataan-pernyataan “ non-veriable ( tidak dapat diverifikasi ). Pernyataan –pernyataan metafisika sebagai ekspresi bahasa menuruit Carnap, Metafisika tidak diverifikasi, sehingga sebenarnya tiodak dapat diuji dengan pengalaman.
4. Saintisme : United Science Dengan fisikalisme, Neurath mengajukan prinsip kesatuan ilmu. Prinsip ini menyatukan bahwa semua ilmu – ilmu empiris secara fundamental adalah satu dan terbagi cabang. Cabangnya yang secara praktis ada dalam alam. Prinsip ini diarahkan terutama untuk menghadapi pembedaan antar ilmu –ilmu alam dan “ geisteswissens-chaften “ ( ilmu – ilmu sosial dan humaniora ). Carnap menerima prinsip ini dalam bentuk tesis bahwa keseluruhan bahasa ilmu dapat dikontruksi atas dasar fisika-listik. C. Implikasi Bahasa Positivisme Logis Bagi Kebermaknaan Menurut Positivisme logis dari pemikiran Carnap, propinsi – propinsi ( pernyataan – pernyatan ) disebut bermakna apabila dapat diverifikasi dengan pengamatan ( observasi ) indrawi. Pernyataan ini akan memunculkan pertanyaan – pertanyaan yang perlu dicermati untuk melihat kebermaknaan pernyataan – pernyataan dari agama itu sendiri. Tuhan hadir dan bermakna bagi kehidupan umat manusia yang mengimaninya. Namun apabila kita mengikuti prinsip verfikasi kaum positiovisme logis, kepercayaan terhadap Tuhan akan memilki makna apabila ia dapat diuji secara empiris. Jika prinsip ini diterapakan, maka pastilah akn terjebak pada pernaytaan atheis yang pada gilirannya akan menyatakan bahwa memang “ Tuhan tidak Ada “, sehingga Tuhan ada atau tidak ada tidak punya makna apa – apa.
Berat yee bahasanya..gua bingung nih tugas selanjutnya disuruh ngehubungin pemikiran si Rudolf Carnap ama Filsafat Pancasila... gimana kelanjutannya ya..
Paradigma Logika Rudolf Carnap
1. Verifikasi dan Konfirmasi Prinsip pokok dari positivisme logis adalah prinsip verifikasi yaitu suatu proposisi ( pernyataan ) adalah bermakna apabila ia dapat rugi dengan pengamatan ( observasi ). Menurut Carnap, ilmu ( science ) adalah sebuah sistem pernyataan yang didasarkan pada pengalaman dan dikontrol oleh verivikasi eksperimental. Berkaitan denagn verifikasi ini, Carnap membedakan 2 tipe hukum dalam ilmu alam yaitu, hukum-hukum empiris dan hukum – hukum teoritis. - Hukum Empiris adalah hukum – hukum yang dapat dikonfirmasikan langsung dengan observasi-observasi empiris. - Hukum toritis disebut pula sebagai hukum – hukm abstrak atau hipotesis. Hukum – hukum empiris dijabarkan dari teori yang diketahui dan dikonfirmasi. Apabila hukum empiris dikonfirmasi, maka ia memberikan konfirmasi tidak langsung terhadap hukum teori. Setiap konfirmasi suatu hukum, baik empiris ataupun teoritis tak pernah lengkap dan absolut. Pengkonfirmasian baik dari hukum empiris maupun teoritis, pada gilirannya akan membawa kepada klasifikasi pada tingkatan konfirmasi itu sendiri, apakah memiliki makna atua tidak. Klasifikasi menurut Carnap, dibagi 3 bagian :
1. Klasifikasi sebagai definisi konsep tingkat konfirmasi ( degree of confirniation).
2. Kalsifikasi dari konstruksi seluruh sistem logika induksi.
3. kalsifikasi konsep probalitas. Menurut Carnap hukum empiris dan hukum teoritis akan sampai pada “ kesatuan hukum “ ilmu yaitu “ konstruksi sitem homogen untuk keseluruhan “ ilmu. Sedangkan yang dimaksud ‘ keseluruhan bahasa “ dalam ilmu ( alam ) yaitu suatu reduksi umum yang menjadi dasar bagi istilah – istilah dari cabang ilmu dan homogen dalam pengertian bahasa benda fisika.
2. Eliminasi Metafisika Dalam pandangan positivisme logis metafisika adalah tidak bermakna karena ia menyajikan proposisi ( statement ) yang disebut Carnap “ pseudostatements “ yaitu apabila melanggar aturan –aturan sintaksis logika dari pembuktian empiris. Penolakan Carnap terhadap metafisika karena metafisika tidak dapat menghindarkan diri dari pernyataan-pernyataan “ non-veriable ( tidak dapat diverifikasi ). Pernyataan –pernyataan metafisika sebagai ekspresi bahasa menuruit Carnap, Metafisika tidak diverifikasi, sehingga sebenarnya tiodak dapat diuji dengan pengalaman.
4. Saintisme : United Science Dengan fisikalisme, Neurath mengajukan prinsip kesatuan ilmu. Prinsip ini menyatukan bahwa semua ilmu – ilmu empiris secara fundamental adalah satu dan terbagi cabang. Cabangnya yang secara praktis ada dalam alam. Prinsip ini diarahkan terutama untuk menghadapi pembedaan antar ilmu –ilmu alam dan “ geisteswissens-chaften “ ( ilmu – ilmu sosial dan humaniora ). Carnap menerima prinsip ini dalam bentuk tesis bahwa keseluruhan bahasa ilmu dapat dikontruksi atas dasar fisika-listik. C. Implikasi Bahasa Positivisme Logis Bagi Kebermaknaan Menurut Positivisme logis dari pemikiran Carnap, propinsi – propinsi ( pernyataan – pernyatan ) disebut bermakna apabila dapat diverifikasi dengan pengamatan ( observasi ) indrawi. Pernyataan ini akan memunculkan pertanyaan – pertanyaan yang perlu dicermati untuk melihat kebermaknaan pernyataan – pernyataan dari agama itu sendiri. Tuhan hadir dan bermakna bagi kehidupan umat manusia yang mengimaninya. Namun apabila kita mengikuti prinsip verfikasi kaum positiovisme logis, kepercayaan terhadap Tuhan akan memilki makna apabila ia dapat diuji secara empiris. Jika prinsip ini diterapakan, maka pastilah akn terjebak pada pernaytaan atheis yang pada gilirannya akan menyatakan bahwa memang “ Tuhan tidak Ada “, sehingga Tuhan ada atau tidak ada tidak punya makna apa – apa.
Berat yee bahasanya..gua bingung nih tugas selanjutnya disuruh ngehubungin pemikiran si Rudolf Carnap ama Filsafat Pancasila... gimana kelanjutannya ya..
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya,
manusia melakukan eksploitasi terhadap alam. Eksploitasi terhadap alam dapat
menimbulkan berbagai masalah, terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Berbagai jenis bahan tambang seperti minyak bumi, gas alam, dan
batu bara merupakan sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat
diperbarui lagi. Meningkatnya populasi penduduk berarti meningkat pula
kebutuhan hidup.
Ketidakseimbangan antara pertambahan
penduduk dan peningkatan produksi pangan akan memengaruhi kualitas
hidup manusia. Usaha meningkatkan kualitas hidup manusia makin berat apabila
jumlah penduduknya besar. Pertambahan penduduk yang tinggi dapat menghambat
upaya untuk meningkatkan kemakmuran suatu negara. Apabila suatu negara memiliki
pendapatan kecil dan jumlah penduduk banyak, pendapatan per kapita akan rendah.
Hal itu menunjukkan bahwa taraf kehidupan ekonomi masyarakat rendah. Berikut
ini, berbagai dampak dari kepadatan penduduk:
Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia terhadap Sumber Air
Air merupakan sumber kehidupan. Sebagian
besar tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Air merupakan salah satu sumber
daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi manusia. Selain minum, air juga diperlukan
untuk menjaga kebersihan pakaian, badan, dan lingkungan. Tumbuh-tumbuhan dan
hewan temak juga memerlukan air, begitu pula pemrosesan barang-barang produksi
maupun industri. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan
air. Pada umumnya, kebutuhan air diperkotaan dipenuhi oleh PAM (Perusahaan Air
Minum) yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, makin
padatnya penduduk menyebabkan daerah peresapan air hujan makin berkurang.
Padahal, kebutuhan air dari PAM banyak
yang diambil dari air bawah tanah. Oleh karena itu, makin padat jumlah penduduk
menyebabkan penipisan persediaan 'air' bawah tanah yang -dapat diambil oleh
PAM. Sementara itu, masih banyak kegiatan industri yang belum memiliki sistem
pengolahan limbah yang baik sehingga air limbah turut memperburuk kebersihan
air di lingkungan. Pembangunan pemukiman masih banyak yang belum mengacu pada
konservasi alam. Sebagai contoh, pembuatan lantai semen, betonisasi pada
seluruh halaman, dan pengaspalan jalan raya maupun menutup seluruh lapisan
tanah menyebabkan tidak terjadi peresapan air. Akibatnya, air hujan terus
mengalir ke sungai dan kembali ke laut.
Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia
terhadap Persediaan Udara Bersih
Di daerah padat penduduk seperti di perkotaan,
jumlah kendaraan bermotor meningkat. Gas sisa pembakaran kendaraan bermotor
menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara banyak mengakibatkan gangguan
kesehatan. Manusia dan makhluk hidup memerlukan udara sehat, yaitu udara yang
tidak mengandung un sur pencemar, misalnya gas karbon monoksida dan karbon
dioksida yang jumlahnya melebihi normal. Gas yang diambil dari udara buruk
pernapasan makhluk hidup adalah oksigen. Gas tersebut merupakan hasil proses
fotosintesis tumbuhan hijau. Oleh karena itu, diperlukan pelestarian tumbuhan
hijau melalui penghijauan dan reboisasi untuk membersihkan udara.
Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia
terhadap Pertanian
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
kebutuhan pemukiman dan sarana-sarana umum terns bertambah sehingga banyak
lahan pertanian yang dialih fungsikan, misalnya untuk tempat tinggal,
pembangunan pabrik dan rumah sakit. Akibatnya, produksi pertanian akan menurun
sehingga bahan pangan harus di imp or. Apabila harga bahan pangan impor tidak
terjangkau oleh masyarakat dapat terjadi bencana kelaparan. Untuk memenuhi
kebutuhan primer (termasuk pangan), pemerintah telah menerapkan usaha untuk
melaksanakan swasembada bahan pangan. Usaha konkret yang telah dilakukan, yaitu
1.
ekstensifikasi pertanian dengan cara membuka
lahan baru yang masih memungkinkan;
2.
meningkatkan teknologi pertanian,
perikanan, dan peternakan;
3.
meningkatkan persediaan bahan makanan;
4.
mengubah sikap dan cara mengonsumsi
makanan, antara lain mengubah agar masyarakat tidak hanya bergantung pada satu
jenis bahan makanan saja;
5.
diversifikasi tanaman dan lahan pertanian.
Diversifikasi berarti penganekaragaman
tanaman dan lahan untuk membudidayakannya. Berbagai jenis tanaman pangan perlu
dibudidayakan. Berbagai macam lahan juga perlu dimanfaatkan untuk pembudidayaan
tanaman yang sesuai. Usaha lain yang terus digalakkan adalah penerapan
pancausaha tani yang meliputi pengolahan tanah, penggunaan bibit unggul,
pemupukan, pengairan, dan pemberantasan hama/penyakit pada tanaman.
Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia
terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha mencerdaskan
manusia sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya untuk menghasilkan barang
dan jasa. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan akan terus meningkat
apabila jumlah penduduk usia muda terus bertambah. Kemampuan menyediakan sarana
dan prasarana untuk pelayanan masyarakat termasuk pendidikan makin kecil.
Apabila suatu negara tidak mampu mencukupi dan menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan, banyak anak yang tidak tertampung di sekolah-sekolah. Pada
gilirannya. ringkar pendidikan sebagian masyarakat tetap rendah. Rendahnya
tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas dalam rnenghasilkan barang dan
jasa.
Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia
terhadap Lingkungan
Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan kebutuhan akan
barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut tambahan sarana
dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi, alam memiliki daya
dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat
tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam sulit
dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut
mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia
terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha mencerdaskan
manusia sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya untuk menghasilkan barang
dan jasa. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan akan terus meningkat apabila
jumlah penduduk usia muda terus bertambah. Kemampuan menyediakan sarana dan
prasarana untuk pelayanan masyarakat termasuk pendidikan makin kecil. Apabila
suatu negara tidak mampu mencukupi dan menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan, banyak anak yang tidak tertampung di sekolah-sekolah. Pada
gilirannya. ringkar pendidikan sebagian masyarakat tetap rendah. Rendahnya
tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas dalam rnenghasilkan barang dan
jasa.
KTT Bumi yang diselenggarakan di Rio De
Janeiro (Brasil) pada bulan Juni 1992 yang lalu, merupakan bentuk kepedulian
negara maju dan negara berkembang ferhadap pengelolaan dan pengendalian
lingkungan hidup dunia. KTT tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 kepala negara
di dunia. Negara-negara industri diharapkan lebih bertanggung jawab dan mampu
membiayai usaha perbaikan lingkungan hidup. Hal itu disebabkan konsumsi energi
di negara industri jauh lebih besar dibandingkan dengan negara yang sedang
berkembang.
Peningkatan konsumsi energi menyebabkan
makin banyak pembuangan bahan pencemar dan sampah. Negara berkembang dan negara
miskin dengan segala keterbatasannya berusaha untuk mengendalikan akibat yang
ditimbulkan oleh penggunaan sumber daya alam. Akan tetapi, jumlah penduduk,
yang bertambah pesat makin meningkatkan pemanfaatan sumber daya alamo Sementara
itu, rendahnya pendidikan penduduk di negara berkembang juga menjadi kendala
dalam usaha pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup. Keadaan ini makin
mendorong rusaknya lingkungan hidup.
Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia
terhadap Kebutuhan Perumahan
Pesatnya pertambahan penduduk
mengakibatkan makin besar kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang bertambah
dengan luas lahan tetap menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk. Akibatnya,
makin besar perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan. Pada akhirnya,
lahan untuk perumahan makin sulit didapat. Itulah sebabnya di kota-kota besar
yang sangat padat penduduknya, kita lihat banyak yang mendirikan bangunan tidak
resmi, bahkan ada pula yang membuat tempat tinggal sementara dari plastik atau
dari karton di pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan.
Sekian materi tentang Dampak Kepadatan Penduduk, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar